selamat datang di sketsa dunia kecilku semoga sesuatu yang kecil ini akan bermanfaat meski hanya secuil

Sabtu, 28 Januari 2012

Matahari dan Rembulan


Namaku Yanto, Yanto Brahma Susastro. Tapi kalo malam tiba namaku akan berganti Yanti, Yanti Kusumaati. Dan tubuh juga perangaiku yang gagah dan jantan di siang hari, kini berganti menjadi lemah gemulai, cantig dan ach, bah peragawati gituloh. Siapa sih yang engga tertarik dengan ku? Kalo aku sudah diatas panggung, waduh-waduh Madonna tewas bo! Hahaha, bener lho, itu kata fans ku, jadi bukan aku lah yang jadi ge-er. Aku menyanyi bagai bintang panggung dan memang itu adalah kenyataan. Jika MC sudah menyebut namaku, spontan penonton akan histeris sambil memberi aplaus panjang. Kadang aku sempat berpikir, mereka tertarik pada tubuhku atau suaraku ya? ach, entahlah masa bodoh! Tapi memang aku puas dengan semua ini, dengan gaya hidupku. Siang sebagai lelaki jantan dan handsome, terus malam menjadi bidadari di atas panggung. Dan dipuja pria dan wanita, aih-aih, mereka akan puas jika setelah menyanyi, terus kuberi cium jauhku dan perlahan kutiup diatas telapak tanganku sambil kupermainkan sedikit bibirku. Ach, mampus dech loo!, he he he.

Sebagai Yanto Brahma Susastro, aku adalah pejantan tangguh. Gini-gini, cewekku cakip-cakip loh, ada Mira, Mia, Yuni, Desi dan banyak lagi lah yang lainnya. Sampai aku kadang lupa mengingat nama mereka. Sebab bercinta dengan mereka sama sekali ga ada yang berkesan dan membekas. Bagiku mereka semua sama, meski kalau aku rasakan seperti permen. Ada yang rasa manis, asin, asam dan tentu saja dalam takaran yang berbeda. Satu hal yang membuat mereka sama, mata duitan. Lebih halus kan dari pada kukatakan matre. Ach, tapi kupikir itu manusiawi lah, siapa sih jaman gini yang ga gitu? Apalagi aku pria tampan dan berpenghasilan, dirumah sendiri lagi. Tapi benar kok, aku sama sekali tak berkeinginan hidup bareng dengan mereka. Dan itu diawal pacaran kita sudah membuat komitmen bersama. Jadinya ya, gitu dech! Aku sudah merasa menjadi manusia sempurna, sehingga aku tak butuh hidup seperti orang kebanyakan. Menikah, punya anak, ngurusi ini-itu, haduh-haduh, capek dech!

Sebagai manusia yang sempurna, kehidupan percintaanku ga selalu mulus loh? Banyak cewek-cewekku yang menyakiti aku, didepanku mereka jaim, sok alimlah. Tapi dibelakangku mereka punya kekasih lain. Kurang apa sih aku? Tapi ga apa kok, kupikir itu juga manusiawi, dan meski kecewa tapi aku ga sakit hati kok, suwer! Dan sebagai Yanti, jangan dikira aku selalu bahagia. Lebih banyak yang memujaku sebagai Yanti daripada kehadiranku sebagai Yanto. Pernah suatu saat aku berkencan dengan seorang pria, itu terpaksa aku lakukan sebab sering kali ia selalu menyita perhatianku dan selalu merengek agar aku menerima cinta-nya. Jadi karena kasihan dan dengan sangat terpaksa kuladeni kamauannya berkencan. Sekali, dua kali berkencan mungkin baginya itu adalah kencan yang indah. Terus sampai suatu ketika kami berkencan dan bercinta hebat, aku jelaslah sampai terangsang. Tapi tiba-tiba aku merasa aneh, seakan aku kembali lagi menjadi Yanto. Yanto Brahma Susastro, si lelaki tulen itu, dan bisa dibayangkan kan? Bagaimana jadinya lelaki yang mengajaku kencan tadi? He he he, mungkin itu pengalaman pahit, tapi sekaligus pengalaman yang lucu buatku. Aku adalah si Yanti Kusumaati, si bintang panggung. Bukan teman bercinta bagi lelaki manapun!

Dan jika malam telah menjelang, ini adalah saat yang paling aku nantikan. Lihatlah, perlahan bulu-bulu di tangan, kaki dan kumis serta cambangku menjadi lenyap. Dan dadaku kian mendesak keluar dan menonjol, dengan tonjolan yang indah. Kakiku menjadi mulus dan langsing, dan pinggulku, aduhai kata mereka. Ach, kurasa malam ini aku adalah wanita yang sempurna. Aku si Yanti Kusumaati, bintang panggung siap menghibur anda. “Sudah siap belum?” dan dikejauhan lamat-lamat kudengar senandung, matahari dan rembulan, berkejaran ingin berpelukan,…

Yogyakarta,2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar