selamat datang di sketsa dunia kecilku semoga sesuatu yang kecil ini akan bermanfaat meski hanya secuil

Kamis, 16 Desember 2010

Malam Ini Aku Jatuh

Jatuh dipangkuan Rembulan. Rembulan jelmaan Bidadari
yang pernah kutemui 1000 taun lampau.... malam kian
molor bagi sang surya, malam ini tak kulepas kehangatan
rembulan. Rembulan yang tersenyum ramah dan enggan
bergeming dari sarangnya. Malam amatlah pendek dan
singkat bagiku, namun kental, lekat dan padat seperti
terpahat dalam monumen hati, hati dalam taman berbunga
diujung malam kulepas kehangatanmu, ketika terdengar
rintihan bethara surya dan do'anya menitikan air mata
yang jatuh kebumi dan menjelma menjadi butiran permata
permata yang mengingatkanku pada Rembulan.

Sabtu, 11 Desember 2010

KOPI PAGI

Kopi pagiku telah siap kureguk
kehangatannya, ketika bayang
senyummu melintas
dicangkirku menari-nari
hmm..... hanya aroma bunga
yang enak kunikmati
aroma bunga rumput liar
wangi tubuhmu
dan secangkir kopi ini kubiarkan
dingin sampai sore menjemput
kuberharap senyummu selalu
membayang disana....

Kamis, 09 Desember 2010

SURAT BUAT KAWAN

Buat kawan yang selalu melukisi langit dengan kuas saktinya
dan air liurnya seakan bunga api, dan semangatnya kobaran api
api yang selalu berkobar menyala seperti pucuk tugu monas,,,,,,
harimu bergelimang nikmat duniawi, yang selalu menikmati
empuknya kursi selagi koki didapurmu sibuk meracik bumbu,
membuat resep, kiat-kiat dan moto, agar masakannya laris dan
laku sambil bersenandung, ...... potong bebek angsa masak di
kuwali.... nona suka dansa, dansa sampai mati.... sambil terus
asyikk Menggoreng,,,,,, Goreng,,,,, Menggoreng,,,,, Goreng,,,,,
Nikmatilah Gorengan kokimu,,,,,,
Buat kawan yang ingin merasakan nikmatnya Cinta,,,,
kau tanggalkan peralatan tukang kayumu, kau campakan
gerobak tukang baksomu,,,, demi mengejar sebuah impian,
impian tentang melukisi langit dengan kuas sakti, dan ketika
fajar telah merubah mimpi menjadi nyata kau pun secepat
kilat meraihnya, bagai kecekatan si copet menyambar dompet
dan hari-harimu menjadi sorga duniamu,,,,,,
yang mungkin kau tak tahu artinya langit bagi kuasmu,,,,
dan lebih-lebih kaupun tak tahu arti nikmatnya Cinta,,,,,
tertawalah diantara onggokan peralatan tukangmu dan bang-
kai gerobak baksomu,,,,,,
dan...... Buat kawan yang selalu berjuang dengan hati, dengan
rasa dan selalu mendewakan dan diperbudak cinta, cinta yang
semurni emas mulia semutu manikam dan selalu berkubang
dalam lumpurnya kehidupan, kehidupan yang tersingkir dan
aneh dan tak secuilpun kesiaan melingkupinya,,,,, yang perut
mu selalu lapar, lapar akan bara,,,, bara yang selalu memanas
dan membakar tubuh dan pikiranmu agar keringatmu tak
juga mengering dan selalu mengisi jiwa-jiwa yang haus akan
arti nikmatnya menderita dan rasa lapar,,,,, maka tak perlu
engkau mengecat langit dengan kuas saktimu sebab jiwamu
selalu bercermin padanya. Dan hatimu yang kadang rapuh
bila mendengar dendangkan rintihan semusim, musimnya
bercinta musimnya angsa berkubang telaga didalam hatimu
maka telingamu selalu mendengar, matamu selalu awas dan
mengintip, dan langkah kecilmu pelan tapi pasti menyusuri
jalan setapak yang kadang berjingkrak menghindar menyi-
sih dari genangan air hujan tadi sore,,,, dan sesuatu yang
selalu berbisik, "....hidup ini sekedar mampir minum",
maka kau jalani nikmatnya dahaga, agar kelak kau minum
habis airmu dalam gelas kristal,,,,,
sampai tetes penghabisan.

Senin, 06 Desember 2010

Rampog

Akulah Rampog dari generasi ke enam puluh tujuh,
dari trah dan keturunan rampog yang kata mereka misuwur,
kondang kaonang-onang, setiap orang menyebut nama bela-
kangku bulu romanya bergidik laksana paku yang tiba-tiba
tumbuh dikulitnya yang sedingin air membeku. Mobil mewah
perempuan cantig dan hidup bermewah ruwah, adalah biasa
keseharianku. Korupsi, manipulasi merampas hak hidup
orang laen adalah sarapan bagiku seperti kue keju panggang
yang selalu tersaji menghiasi pagiku beserta secangkir hara-
pan yang tersisa dari orang-orang yang selalu menempelku
seperti anjing. Anjing,,,,, yang selalu berharap dari muntahan
apa-apa yang aku makan.
Hukum, keamanan, anggota dewan yang katanya terhormat
menteri bahkan sampai yang terhormat paduka presidenpun
biasa mengkambing hitamkan aku, tapi bagiku mereka tak
lebih dari sekedar anjing yang selalu memakan muntahan
isi perutku,,,,, karena kuhidup dinegeri yang sebenarnya
adalah pe-Rampog. Yang selalu merampog cinta dan kebe-
basan, yang selalu merampog kemunafikan, yang selalu me-
rampog hak si-teraniaya, yang mereka lupa bahwa dialah
pembawa kuncinya sorga.,,,,, dan ketika alam molai berge-
ming, angin menerjang dengan suka citanya menerbangkan
angan dan harapan, menitikan hujan air mata darah,,,
airpun tak tinggal diam datang menggulung bergunung-
gunung mencabik-cabik pelataran dan bumipun bergoyang
goyang,,,,,, goyang ala lambada membuat kita menari-nari
bernyanyi seperti tangis bayi merindukan susu ibu,,,,
ibu pertiwi. ,,,, dan sang giri,,, yang bukan karena latah
ikut bersiul dengan asap kepulnya membumbung tinggi,,
tinggi,,,, seakan membelah menggugah langit yang selama
ini diam dan menjadi saksi bisu. ,,,, dan tergugahlah langit
jilatan lidah apinya menjilati apa-apa yang telah dijamah
dan tersentuh keangkaramurkaan, asap panas sang giripun
mengepung membakar pelataran seakan meruwat mensu-
cikan alam,,,, dan akulah Rampog yang terus berlari dengan
kulit terbakar mengelupas, berlari laksana anjing,,,,
anjing yang selalu memakan muntahan isi perut,,,, sang
Rampog.

Catatan akhir taun, Yogyakarta, 2010.