Buat kawan yang selalu melukisi langit dengan kuas saktinya
dan air liurnya seakan bunga api, dan semangatnya kobaran api
api yang selalu berkobar menyala seperti pucuk tugu monas,,,,,,
harimu bergelimang nikmat duniawi, yang selalu menikmati
empuknya kursi selagi koki didapurmu sibuk meracik bumbu,
membuat resep, kiat-kiat dan moto, agar masakannya laris dan
laku sambil bersenandung, ...... potong bebek angsa masak di
kuwali.... nona suka dansa, dansa sampai mati.... sambil terus
asyikk Menggoreng,,,,,, Goreng,,,,, Menggoreng,,,,, Goreng,,,,,
Nikmatilah Gorengan kokimu,,,,,,
Buat kawan yang ingin merasakan nikmatnya Cinta,,,,
kau tanggalkan peralatan tukang kayumu, kau campakan
gerobak tukang baksomu,,,, demi mengejar sebuah impian,
impian tentang melukisi langit dengan kuas sakti, dan ketika
fajar telah merubah mimpi menjadi nyata kau pun secepat
kilat meraihnya, bagai kecekatan si copet menyambar dompet
dan hari-harimu menjadi sorga duniamu,,,,,,
yang mungkin kau tak tahu artinya langit bagi kuasmu,,,,
dan lebih-lebih kaupun tak tahu arti nikmatnya Cinta,,,,,
tertawalah diantara onggokan peralatan tukangmu dan bang-
kai gerobak baksomu,,,,,,
dan...... Buat kawan yang selalu berjuang dengan hati, dengan
rasa dan selalu mendewakan dan diperbudak cinta, cinta yang
semurni emas mulia semutu manikam dan selalu berkubang
dalam lumpurnya kehidupan, kehidupan yang tersingkir dan
aneh dan tak secuilpun kesiaan melingkupinya,,,,, yang perut
mu selalu lapar, lapar akan bara,,,, bara yang selalu memanas
dan membakar tubuh dan pikiranmu agar keringatmu tak
juga mengering dan selalu mengisi jiwa-jiwa yang haus akan
arti nikmatnya menderita dan rasa lapar,,,,, maka tak perlu
engkau mengecat langit dengan kuas saktimu sebab jiwamu
selalu bercermin padanya. Dan hatimu yang kadang rapuh
bila mendengar dendangkan rintihan semusim, musimnya
bercinta musimnya angsa berkubang telaga didalam hatimu
maka telingamu selalu mendengar, matamu selalu awas dan
mengintip, dan langkah kecilmu pelan tapi pasti menyusuri
jalan setapak yang kadang berjingkrak menghindar menyi-
sih dari genangan air hujan tadi sore,,,, dan sesuatu yang
selalu berbisik, "....hidup ini sekedar mampir minum",
maka kau jalani nikmatnya dahaga, agar kelak kau minum
habis airmu dalam gelas kristal,,,,,
sampai tetes penghabisan.