mimpi-mimpi yang dulu pernah kutulis meminjam pensil kesayanganmu
hanya sebatas angan sejauh mata memandang
aku masih selalu berharap hembusan angin nafasmu dari Segara Madu
jauh birumu mewarnai pintu-pintu hati gelisahku
begitulah sayap-sayap rindu ini mulai terbentang menembus ruang dan waktu
Dipuncak gunung giri kutebar do'a puji syukur
disisi jasad yang sudah membatu
pada orang-orang terkasih yang masih tegar
yang sudah rapuh, yang merasa tersisih dan terbuang,
yang telah terkubur dengan sejuta harapannya,
agar damai selalu tertanam disudut-sudut ruang
hatimu yang selalu lapang
manis senyum, selembut sutera sapamu terlukis dihati
begitulah do'a seorang kawan lama yang terukir di batu pusaranya
Di puncak gunung giri ini selalu kurindukan secangkir kopi pahit
agar mata hatiku selalu terjaga dari mimpi, angan-angan, kenangan
kerinduan dan do'a yang selalu terpanjatkan buatmu kawan
melelehkan hati yang lama membatu
mengobati hati yang lama merintih
penyejuk hati seperti embun pagi